mengapa terdapat perbedaan mendasar antara lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah jelaskan
mengapa terdapat perbedaan mendasar antara lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah jelaskan

Mengapa Terdapat Perbedaan Mendasar antara Lembaga Keuangan Konvensional dan Lembaga Keuangan Syariah ?

Tahukah Anda mengapa terdapat perbedaan mendasar antara lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah jelaskan? Yuk simak bilamana Anda ingin tahu jawaban dan ulasannya.

Mengapa Terdapat Perbedaan Mendasar antara Lembaga Keuangan Konvensional dan Lembaga Keuangan Syariah?

Dalam sistem perekonomian Indonesia, terdapat dua model lembaga keuangan yang berjalan berdampingan, yaitu lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Keduanya memiliki fungsi utama yang sama, yaitu menjadi perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Namun, secara prinsip, mekanisme, dan tujuan, keduanya berbeda secara signifikan.

Untuk memahami mengapa terdapat perbedaan mendasar antara lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah, kita perlu menelaah definisi, tujuan, contoh lembaga, dan prinsip operasional masing-masing.

1. Pengertian lembaga keuangan konvensional adalah apa?

Lembaga keuangan konvensional adalah institusi keuangan yang menjalankan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana berdasarkan prinsip ekonomi umum tanpa keterikatan pada aturan syariah. Artinya, operasional lembaga ini menggunakan instrumen seperti bunga, biaya administrasi, penalti keterlambatan, serta konsep profit maksimal sebagai bagian dari mekanisme bisnisnya. Selama kegiatan dan produk yang ditawarkan sesuai hukum nasional, maka lembaga keuangan konvensional dapat mengimplementasikan berbagai model layanan keuangan modern.

Lembaga keuangan konvensional tumbuh dan berkembang mengikuti dinamika pasar bebas. Oleh sebab itu, prinsip dasarnya merujuk pada logika “cost and return”, di mana bunga menjadi instrumen penting dalam penentuan biaya pinjaman maupun imbal hasil simpanan.

2. Tujuan lembaga keuangan konvensional

Tujuan lembaga keuangan konvensional
Tujuan lembaga keuangan konvensional

Tujuan lembaga keuangan konvensional adalah untuk memperoleh keuntungan maksimal bagi pemegang saham dan mencapai efisiensi intermediasi keuangan. Karena orientasinya bersifat profit-driven, lembaga ini berlomba-lomba menawarkan produk yang dapat menghasilkan imbal hasil tetap, misalnya kredit berbunga, deposito berbunga, dan layanan investasi yang memprioritaskan return bagi bank dan pemodal.

Selain itu, lembaga keuangan konvensional juga berorientasi pada stabilitas pasar, pengelolaan risiko, serta pertumbuhan aset secara agresif. Keberhasilan lembaga keuangan konvensional biasanya diukur dari kemampuan menghasilkan laba dan memperbesar pangsa pasar.

3. Contoh lembaga keuangan konvensional

Contoh lembaga keuangan konvensional
Contoh lembaga keuangan konvensional

Contoh lembaga keuangan konvensional yang umum di Indonesia meliputi:

  • Bank umum nasional non-syariah
  • Bank swasta konvensional
  • Bank asing yang beroperasi menggunakan sistem bunga
  • Lembaga pembiayaan konvensional (leasing, kredit kendaraan, kartu kredit)
  • Perusahaan asuransi konvensional

Produk yang ditawarkan biasanya berupa kredit konsumtif, kredit modal kerja, rekening giro, tabungan berbunga, deposito berjangka, obligasi berbunga, dan berbagai layanan keuangan lain berbasis interest atau fee.

4. Apakah BPD termasuk lembaga keuangan konvensional?

Apakah bpd termasuk lembaga keuangan konvensional
Apakah bpd termasuk lembaga keuangan konvensional

Pertanyaan “apakah BPD termasuk lembaga keuangan konvensional?” sering muncul karena Bank Pembangunan Daerah (BPD) memiliki peran khusus sebagai bank milik pemerintah daerah.

Jawabannya: ya, sebagian besar BPD termasuk lembaga keuangan konvensional, karena beroperasi menggunakan sistem bunga dan mengikuti regulasi umum perbankan konvensional. Namun, beberapa BPD memiliki unit usaha syariah atau telah bertransformasi menjadi bank syariah, tetapi secara kategori utama, BPD identik dengan bank umum konvensional.

5. Pengertian, tujuan, dan contoh lembaga keuangan syariah di Indonesia

Pengertian

Lembaga keuangan syariah adalah lembaga yang menjalankan kegiatan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip Islam, seperti larangan riba (bunga), larangan gharar (ketidakjelasan), larangan maysir (spekulasi), serta penerapan akad-akad seperti murabahah, mudharabah, musyarakah, dan ijarah.

Lembaga ini memastikan seluruh transaksi bersifat halal, adil, transparan, dan sesuai ketentuan Dewan Pengawas Syariah.

Tujuan

Tujuan lembaga keuangan syariah tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga:

  • Menegakkan keadilan dalam transaksi
  • Mewujudkan kemitraan antara lembaga dan nasabah
  • Menjaga keberkahan dalam pengelolaan keuangan
  • Menghindari praktik yang merugikan salah satu pihak
  • Menghasilkan kemaslahatan sosial dan ekonomi
  • Menyalurkan dana sesuai prinsip syariah

Dengan demikian, orientasi syariah lebih luas daripada sekadar profit, yakni mencakup nilai etika, sosial, dan kemaslahatan masyarakat.

Contoh lembaga keuangan syariah di Indonesia

  • Bank Syariah Indonesia (BSI)
  • Bank Muamalat
  • Unit Usaha Syariah pada bank konvensional
  • Pegadaian Syariah
  • Asuransi Syariah
  • BMT (Baitul Maal Wat Tamwil)
  • Lembaga wakaf dan zakat yang mengelola dana umat

Semua lembaga tersebut beroperasi menggunakan akad syariah, bukan bunga.

6. Mengapa terdapat perbedaan mendasar antara lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah? Jelaskan

Perbedaan mendasar antara kedua lembaga keuangan ini bersumber dari tiga faktor utama:

1. Perbedaan landasan operasional

  • Konvensional berlandaskan hukum positif dan logika ekonomi modern.
  • Syariah berlandaskan Al-Qur’an, Hadis, dan fatwa ulama.

Inilah akar utama perbedaan seluruh mekanisme kedua lembaga.

2. Perbedaan konsep bunga dan akad

  • Konvensional menggunakan bunga sebagai imbal hasil.
  • Syariah melarang riba, sehingga menggunakan akad berdasarkan jual beli, sewa, kemitraan, dan bagi hasil.

Akad syariah menciptakan hubungan yang lebih transparan dan berbasis keadilan.

3. Perbedaan orientasi dan tujuan

  • Konvensional mengejar keuntungan maksimal.
  • Syariah mengejar keuntungan sekaligus keberkahan dan kemaslahatan.

Karena orientasi tujuan berbeda, mekanisme yang dipakai pun berbeda.

4. Perbedaan etika dan batasan investasi

Lembaga konvensional bebas menyalurkan dana ke sektor mana pun yang legal.
Syariah hanya boleh berinvestasi pada sektor halal dan menjauhi alkohol, perjudian, pornografi, dan usaha haram.

5. Perbedaan hubungan bank–nasabah

Konvensional: hubungan kreditur–debitur.
Syariah: hubungan kemitraan, berbagi risiko, dan berbagi keuntungan.

7. 10 perbedaan bank syariah dan konvensional

10 perbedaan bank syariah dan konvensional
10 perbedaan bank syariah dan konvensional

Berikut sepuluh perbedaan bank syariah dan konvensional secara ringkas:

  1. Prinsip dasar
    • Konvensional: bunga
    • Syariah: akad syariah tanpa riba
  2. Orientasi tujuan
    • Konvensional: profit maksimal
    • Syariah: profit + keberkahan + kemaslahatan
  3. Sumber pendapatan
    • Konvensional: interest
    • Syariah: margin, bagi hasil, ujrah
  4. Hubungan dengan nasabah
    • Konvensional: kreditur–debitur
    • Syariah: mitra (kerja sama)
  5. Pengawasan
    • Konvensional: OJK dan Bank Indonesia
    • Syariah: OJK + Dewan Pengawas Syariah
  6. Risiko dan pembagian hasil
    • Konvensional: keuntungan pasti bagi bank
    • Syariah: risiko ditanggung bersama
  7. Produk utama
    • Konvensional: kredit, deposito berbunga
    • Syariah: murabahah, mudharabah, musyarakah, ijarah
  8. Denda keterlambatan
    • Konvensional: menjadi pendapatan bank
    • Syariah: tidak boleh menjadi profit, dialihkan sebagai dana sosial
  9. Sumber investasi
    • Konvensional: bebas selama legal
    • Syariah: wajib sektor halal
  10. Keterlibatan sosial
    • Konvensional: tidak wajib
    • Syariah: memiliki fungsi sosial (zakat, wakaf, infak)

Baca Juga : Bagaimana Anggaran Fleksibel Berbasis Aktivitas Dapat Membantu Perusahaan Meningkatkan Efisiensi dan Pengendalian Biaya ?

Penutup

Perbedaan mendasar antara lembaga keuangan konvensional dan syariah tidak hanya pada adanya bunga atau tidak, tetapi lebih pada falsafah, tujuan, dan nilai yang mendasari operasional keduanya.

Lembaga keuangan konvensional adalah lembaga yang menggunakan bunga sebagai mekanisme imbal hasil dan berorientasi pada profit.

Syariah menempatkan prinsip keadilan, kemitraan, keberkahan, serta larangan riba sebagai pondasi utama.

Dengan memahami seluruh perbedaan ini, masyarakat dapat memilih sistem keuangan yang paling sesuai dengan kebutuhan, nilai, dan keyakinan mereka.

About administrator

Kami Menyediakan Informasi Berdasarkan Sumber Yang Kredibel dan Terpecaya

Tinggalkan Balasan