Tahukah Anda bagaimana anggaran fleksibel berbasis aktivitas dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan pengendalian biaya? Bila Anda membutuhkan jawaban dan ulasannya maka akan kami sajikan lengkap ulasannya di bawah ini. Silahkan disimak dengan baik.
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan memerlukan alat penganggaran yang mampu memberikan gambaran biaya secara lebih akurat, adaptif, dan mendukung pengambilan keputusan yang tepat waktu. Salah satu pendekatan yang semakin banyak digunakan adalah anggaran fleksibel berbasis aktivitas (activity-based flexible budgeting). Pendekatan ini menggabungkan fleksibilitas anggaran keuangan dengan ketepatan penelusuran biaya berdasarkan aktivitas yang mengonsumsi sumber daya.
Jadi, Bagaimana Anggaran Fleksibel Berbasis Aktivitas Dapat Membantu Perusahaan Meningkatkan Efisiensi dan Pengendalian Biaya ?
Artikel ini membahas secara komprehensif apa itu anggaran fleksibel berbasis aktivitas, bagaimana pendekatannya, perbedaan antara anggaran statis dan fleksibel, contoh perhitungan, serta bagaimana metode ini membantu meningkatkan efisiensi dan pengendalian biaya perusahaan.
1. Apa Itu Anggaran Fleksibel Berbasis Aktivitas?
Anggaran fleksibel berbasis aktivitas adalah anggaran yang disusun dengan mempertimbangkan tingkat aktivitas aktual perusahaan, bukan hanya berdasarkan perkiraan satu tingkat aktivitas seperti pada anggaran statis. Pada metode ini, biaya tidak hanya diklasifikasikan sebagai biaya variabel atau tetap, tetapi dipecah lebih detail berdasarkan aktivitas-aktivitas yang memicu timbulnya biaya (cost driver).
Dengan kata lain, metode ini memperhitungkan hubungan langsung antara aktivitas dan konsumsi biaya. Misalnya, jumlah penyetelan mesin, jam tenaga kerja langsung, jumlah pesanan pelanggan, atau jumlah unit yang diproduksi menjadi dasar pembentukan anggaran. Pendekatan berbasis aktivitas ini membuat perusahaan dapat menilai biaya secara lebih realistis, karena setiap biaya ditelusuri ke aktivitas yang relevan.
Pendekatan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan dengan kompleksitas aktivitas tinggi, seperti manufaktur, logistik, dan layanan dengan variasi produk atau permintaan yang fluktuatif.
2. Bagaimana Pendekatan Anggaran Fleksibel?
Pendekatan anggaran fleksibel dimulai dengan memahami bagaimana biaya berubah mengikuti tingkat aktivitas. Beberapa langkah penting dalam menyusun anggaran fleksibel berbasis aktivitas adalah:
a. Mengidentifikasi aktivitas utama perusahaan
Langkah pertama adalah menentukan aktivitas yang menjadi pendorong biaya, seperti:
- penyetelan mesin,
- proses produksi,
- pengepakan,
- pemeriksaan kualitas,
- pengiriman barang, dan sebagainya.
b. Menentukan cost driver untuk masing-masing aktivitas
Setiap aktivitas membutuhkan satu atau lebih pemicu. Misalnya:
- aktivitas pemeriksaan kualitas dipicu oleh jumlah batch produksi,
- aktivitas pengiriman dipicu oleh jumlah order atau kilometer tempuh,
- aktivitas pemotongan bahan dipicu oleh jam mesin.
c. Mengelompokkan biaya berdasarkan aktivitas
Biaya kemudian dialokasikan ke pusat aktivitas, bukan langsung ke produk. Hal ini memberi transparansi tentang seberapa besar biaya setiap aktivitas mengonsumsi sumber daya.
d. Menyusun formula anggaran fleksibel
Biaya dihitung berdasarkan kombinasi:
- biaya tetap aktivitas,
- biaya variabel per cost driver,
- tingkat aktivitas aktual.
Formula anggaran fleksibel secara umum:
- Anggaran Fleksibel = Biaya Tetap + (Tarif Variabel × Tingkat Aktivitas Aktual)
e. Membandingkan anggaran fleksibel dengan realisasi
Hasil analisis selisih (variance analysis) memberikan gambaran apakah perusahaan efisien dan apakah terdapat pemborosan pada aktivitas tertentu.
Pendekatan ini membuat manajemen lebih mudah melakukan pengendalian biaya karena anggaran selalu menyesuaikan dengan kondisi aktual, bukan anggaran yang kaku.
3. Perbedaan Utama Antara Anggaran Statis dan Anggaran Fleksibel

Perbedaan paling mendasar antara kedua jenis anggaran ini terletak pada kemampuan beradaptasi terhadap perubahan aktivitas.
Aspek |
Anggaran Statis |
Anggaran Fleksibel |
|---|---|---|
Tingkat aktivitas |
Tetap, ditetapkan di awal |
Menyesuaikan aktivitas aktual |
Ketepatan biaya |
Rawan tidak akurat |
Lebih realistis |
Pengendalian biaya |
Sulit karena tidak berubah |
Lebih efektif |
Analisis selisih |
Bisa menyesatkan |
Lebih adil dan informatif |
Cocok untuk |
Operasi stabil |
Operasi variatif dan fluktuatif |
Anggaran statis cenderung menghasilkan penilaian kinerja yang tidak adil, karena biaya realisasi dibandingkan dengan anggaran pada tingkat aktivitas yang berbeda. Sebaliknya, anggaran fleksibel memetakan biaya pada tingkat aktivitas aktual sehingga analisis kinerja menjadi lebih valid.
4. Contoh Soal Anggaran Fleksibel dan Analisis Overhead

Contoh Kasus: Perusahaan Percetakan “Grafika Prima”
Perusahaan melakukan tiga aktivitas utama:
- Penyetelan mesin
- Proses pencetakan
- Penjilidan
Data awal (dalam anggaran standar):
- Jumlah order direncanakan: 1.000 unit
- Biaya tetap: Rp50.000.000
- Biaya variabel per unit: Rp20.000
Ternyata realisasi produksi menjadi 1.300 unit.
a. Anggaran Statis
Tetap mengacu pada 1.000 unit:
- Total Anggaran Statis = Rp50.000.000 + (1.000 × Rp20.000) = Rp70.000.000
b. Anggaran Fleksibel
Menyesuaikan dengan 1.300 unit:
- Total Anggaran Fleksibel = Rp50.000.000 + (1.300 × Rp20.000)
= Rp50.000.000 + Rp26.000.000
= Rp76.000.000
c. Realisasi Overhead
- Misalnya, realisasi biaya produksi aktual adalah Rp79.000.000.
d. Analisis Selisih (Variance Analysis)
- Selisih biaya total = Realisasi – Anggaran Fleksibel
= Rp79.000.000 – Rp76.000.000
= Rp3.000.000 (tidak efisien)
Dari analisis berbasis aktivitas, perusahaan dapat menemukan sumber pemborosan, misalnya:
- terlalu banyak waktu penyetelan mesin,
- penggunaan material yang tidak sesuai,
- aktivitas penjilidan yang memakan jam kerja lebih lama dari standar.
Inilah kekuatan anggaran fleksibel berbasis aktivitas—selisih dapat ditelusuri bukan hanya pada total biaya, tetapi ke aktivitas spesifik yang bermasalah.
5. Bagaimana Anggaran Fleksibel Berbasis Aktivitas Dapat Membantu Perusahaan Meningkatkan Efisiensi dan Pengendalian Biaya ?
Ada beberapa alasan mengapa metode ini terbukti meningkatkan efisiensi dan kualitas pengendalian biaya perusahaan.
a. Memberikan informasi biaya yang lebih akurat
Karena setiap biaya dikaitkan dengan aktivitas yang memicu biaya tersebut, manajemen mendapatkan gambaran biaya yang jauh lebih detail dan realistis.
b. Mengidentifikasi aktivitas tidak bernilai tambah (non-value added)
Pendekatan berbasis aktivitas sangat efektif untuk menelusuri aktivitas pemborosan seperti:
- waktu tunggu,
- aktivitas rework,
- penyetelan mesin berulang,
- proses administrasi yang panjang.
Perusahaan dapat menargetkan aktivitas pemborosan untuk dieliminasi.
c. Pengambilan keputusan menjadi lebih tepat
Manajemen dapat menentukan:
- apakah volume produksi ideal,
- apakah suatu aktivitas harus diautomasi,
- apakah outsourcing diperlukan,
- berapa kapasitas optimal yang harus dijalankan.
d. Meningkatkan akuntabilitas antar departemen
Setiap unit mengetahui aktivitas apa yang menimbulkan biaya dan bertanggung jawab untuk mengelolanya.
e. Analisis kinerja menjadi lebih adil
Pekerja atau manajer produksi tidak disalahkan ketika biaya naik akibat aktivitas meningkat, karena anggaran fleksibel otomatis menyesuaikan.
f. Lebih responsif terhadap perubahan pasar
Ketika permintaan naik turun, anggaran dapat segera disesuaikan sehingga:
- pengadaan bahan baku tidak berlebihan,
- penjadwalan produksi lebih efisien,
- biaya overhead lebih terkendali.
Kesimpulan
Anggaran fleksibel berbasis aktivitas merupakan solusi unggul dalam lingkungan bisnis modern yang dinamis. Dengan memadukan fleksibilitas penganggaran dan ketelitian pendekatan berbasis aktivitas, perusahaan dapat menyusun anggaran yang mampu menyesuaikan dengan perubahan tingkat aktivitas secara akurat. Selain memberikan gambaran biaya yang lebih realistis, metode ini juga meningkatkan efisiensi, transparansi, dan pengendalian biaya melalui analisis aktivitas dan variance analysis yang lebih tajam.
Dibandingkan anggaran statis, anggaran fleksibel jauh lebih unggul dalam mengevaluasi kinerja, mendukung perencanaan strategis, serta membantu perusahaan menemukan area pemborosan yang dapat diperbaiki. Pada akhirnya, penggunaan anggaran fleksibel berbasis aktivitas bukan hanya soal perhitungan biaya, tetapi tentang bagaimana perusahaan mengelola sumber daya secara cerdas untuk mempertahankan daya saing dan keberlanjutan usaha.
Alkisahnews.com Situs Berita Informasi Asuransi, Bisnis, Teknologi, Gadget, & Aplikasi Situs Berita Informasi Asuransi, Bisnis, Teknologi, Gadget, & Aplikasi